watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PEMERKOSA RIDA

Rida adalah seorang gadis 20 tahunan yang
bekerja di sebuah bank negeri di kota Bkl. Ia
tinggal di rumah kos bersama seorang rekan
wanitanya, Ita, yang juga bekerja di bank yang
sama walaupun pada cabang yang berbeda. Ia
memiliki tubuh yang kencang. Wajahnya cukup
manis dengan bibir yang penuh, yang selalu
dipoles dengan lipstik warna terang. Tentu saja
sebagai seorang teller di bank penampilannya
harus selalu dijaga. Ia selalu tampil manis dan
harum.
Suatu hari di sore hari Rida terkejut melihat
kantornya telah gelap. Berarti pintu telah dikunci
oleh Pak Warto dan Diman, satpam mereka. Dia
tadi pergi ke WC terlebih dulu sebelum akan
pulang. Mungkin mereka mengira ia sudah
pulang. Baru saja ia akan menggedor pintu,
biasanya para satpam duduk di pintu luar. Ada
kabar para satpam di kantor bank tersebut akan
diberhentikan karena pengurangan karyawan,
Rida merasa kasihan tapi tak bisa berbuat apa-
apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang
satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK
kali ini.
"Mau kemana Rida?", tiba-tiba seseorang
menegurnya dari kegelapan meja teller.
Rida terkejut, ada Warto dan Diman. Mereka
menyeringai.
"Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau pulang
dulu..", Rida menyapa mereka berdua yang
mendekatinya.
"Rida, kami bakal diberhentikan besok..", Warto
berkata.
"Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa..", Rida
menjawab.
Di luar hujan mulai turun.
"Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja
Mbak", tiba-tiba Diman yang lebih muda
menjawab sambil menatapnya tajam.
"I.., iya.., besok aku belikan kenang-kenangan..",
Rida menjawab.
Tiba-tiba ia merasa gugup dan cemas. Warto
mencekal lengan Rida. Sebelum Rida tersadar,
kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh
mereka.
"Aah! Jangan Pak!".
Diman menarik blus warna ungu milik Rida.
Gadis itu terkejut dan tersentak ketika kancing
blusnya berhamburan. "Sekarang aja Rida.
Kenang-kenangan untuk seumur hidup!".
Warto menyeringai melihat Diman merobek
kaos dalam katun Rida yang berwarna putih
berenda. Rida berusaha meronta. Namun tak
berdaya, dadanya yang kencang yang
terbungkus bra hitam berendanya mencuat
keluar.
"Jangannnn! Lepaskannn!", Rida berusaha
meronta.
Hujan turun dengan derasnya. Diman sekarang
berusaha menurunkan celana panjang ungu
Rida. Kedua lelaki itu sudah sejak lama
memperhatikan Rida. Gadis yang mereka tahu
tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam
mereka sering mengintipnya ketika ke kamar
mandi. Saat ini mereka sudah tak tahan lagi. Rida
menyepak Diman dengan keras.
"Eit, melawan juga si Mbak ini..", Diman hanya
menyeringai.
Rida di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali
kibas semua peralatan di meja itu berhamburan
bersih.
"Aahh! Jangan Pak! Jangannn!", Rida mulai
menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja
itu.
Sementara kedua tangannya terus dicekal Warto,
Diman sekarang lebih leluasa menurunkan celana
panjang ungu Rida. Sepatunya terlepas.
Diperlakukan seperti itu, Rida juga mulai merasa
terangsang. Ia dapat merasakan angin dingin
menerpa kulit pahanya. Menunjukkan celananya
telah terlepas jatuh. Rida lemas. Hal ini
menguntungkan kedua penyiksanya. Dengan
mudah mereka menanggalkan blus dan celana
panjang ungu Rida. Rida mengenakan setelan
pakaian dalam berenda warna hitam yang mini
dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Rida
yang kencang mulai ditepuk oleh Warto bertubi-
tubi, "Plak! Plak!".
Tubuh Rida memang kencang menggairahkan.
Payudaranya besar dan kencang. Seluruh
tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan
menungging di meja seperti ini ia tampak sangat
menggairahkan. Diman menjambak rambut Rida
sehingga dapat melihat wajahnya. Bibirnya yang
penuh berlipstik merah menyala membentuk
huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di
pipinya.
"Sret!", Rida tersentak ketika celana dalamnya
telah ditarik robek.
Menyusul branya ditarik dengan kasar. Rida
benar-benar merasa terhina. Ia dibiarkan hanya
dengan mengenakan stocking sewarna dengan
kulitnya. Sementara penis Warto yang besar dan
keras mulai melesak di vaginanya.
"Ouuhh! Adduhh..!", Rida merintih.
Seperti anjing, Warto mulai menyodok nyodok
Rida dari belakang. Sementara tangannya
meremas-remas dadanya yang kencang. Rida
hanya mampu menangis tak berdaya.
Tiba-tiba Diman mengangkat wajahnya,
kemudian menyodorkan penisnya yang keras
panjang. Memaksa Rida membuka mulutnya.
Rida memegang pinggiran meja menahan rasa
ngilu di selangkangannya sementara Diman
memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit
mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka.
Warto mendesak dari belakang, Diman
menyodok dari depan. Bibir Rida yang penuh itu
terbuka lebar-lebar menampung kemaluan
Diman yang terus keluar masuk di mulutnya.
Tiba-tiba Warto mencabut kemaluannya dan
menarik Rida.
"Ampuunnn..., hentikan Pak..", Rida menangis
tersengal-sengal.
Warto duduk di atas sofa tamu. Kemudian
dengan dibantu Diman, Rida dinaikkan ke
pangkuannya, berhadapan dengan pahanya
yang terbuka.
"Slebb!", kemaluan Warto kembali masuk ke
vagina Rida yang sudah basah.
Rida menggelinjang ngilu, melenguh dan
merintih. Warto kembali memeluk Rida sambil
memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai
mengaduk aduk vagina gadis itu. Rida masih
tersengal-sengal melayani serangan mulut
Warto ketika dirasakannya sesuatu yang keras
dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya
yang sempit. Diman mulai memaksa
menyodominya.
"Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm...!", Rida
berusaha meronta, tapi tak berdaya.
Warto terus melumat mulutnya. Sementara
Diman memperkosa anusnya. Rida lemas tak
berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya
disodok bergantian. Payudaranya diremas dari
depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah
oleh peluh semakin membuat dirinya tampak
erotis dan merangsang. Juga rintihannya. Tiba-
tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin
cepat dan dalam mendadak berhenti. Rida
ditelentangkan dengan tergesa kemudian Warto
menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu.
Rida gelagapan ketika Warto mengocok
mulutnya kemudian mendadak kepala Rida
dipegang erat dan...
"Crrrt! Crrrt!", cairan sperma Warto muncrat ke
dalam mulutnya, bertubi-tubi.
Rida merasa akan muntah. Tapi Warto terus
menekan hidung Rida hingga ia terpaksa
menelan cairan kental itu. Warto terus
memainkan batang kemaluannya di mulut Rida
hingga bersih. Rida tersengal sengal berusaha
menelan semua cairan lengket yang masih
tersisa di langit-langit mulutnya.
Mendadak Diman ikut memasukkan batang
kemaluannya ke mulut Rida. Kembali mulut
gadis itu diperkosa. Rida terlalu lemah untuk
berontak. Ia pasrah hingga kembali cairan
sperma mengisi mulutnya. Masuk ke
tenggorokannya. Rida menangis sesengggukan.
Diman memakai celana dalam Rida untuk
membersihkan sisa spermanya.
"Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk..", ujar
Warto sambil membuka pintu belakang.
Tak lama kemudian 3 orang satpam lain masuk.
"Ayo, sekarang giliran kalian!", Rida terkejut
melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu.
Ia akan diperkosa bergiliran semalaman.
Celakanya, ia sudah pamit dengan teman
sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang malam ini
karena harus ke rumah saudaranya hingga tentu
tak akan ada yang mencarinya.
Rida ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6
orang lelaki kekar yang sudah membuka
pakaiannya masing-masing hingga Rida dapat
melihat batang kemaluan mereka yang telah
mengeras.
"Ayo Rida, kulum punyaku!", Rida yang hanya
mengenakan stocking itu dipaksa mengoral
mereka bergiliran.
Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti
merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai
melesak paksa di lubang anusnya.
"Akhh..., mmmhhh.., mhhh...", Rida menangis
tak berdaya.
Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan,
anusnya disodok-sodok dengan kasar.
Pinggulnya yang kencang dicengkeram.
"Akkkghhh! Isep teruss...!, Ayooo".
Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya
mengerang ketika cairan spermanya muncrat
mengisi mulut Rida. Gadis itu gelagapan
menelannya hingga habis. Kepalanya dipegangi
dengan sangat erat. Dan lelaki lain langsung
menyodokkan batang kemaluannya
menggantikan rekannya. Rida dipaksa menelan
sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka
juga bergiliran menyodomi dan memperkosa
semua lubang di tubuh Rida bergiliran.
Tubuh Rida yang sintal itu basah berbanjir peluh
dan sperma. Stockingnya telah penuh noda-
noda sperma kering. Akhirnya Rida
ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam itu
bergiliran mengocok kemaluan mereka di
wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke
mulut Rida dan mengocoknya disana, hingga
secara bergiliran sperma mereka muncrat di
seluruh wajah Rida.
Ketika telah selesai Rida telentang dan tersengal-
sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan
cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri.
Rida pingsan. Tapi para satpam itu ternyata
belum puas.
"Belum pagi nih", ujar salah seorang dari satpam
itu.
"Iya, aku masih belum puas...".
Akhirnya muncul ide mereka yang lain.
Tubuh telanjang Rida diikat erat. Kemudian
mereka membawanya ke belakang kantornya.
Bagian belakang bank itu memang masih sepi
dan banyak semak belukar. Rida yang masih
dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di
sebuah pondok tua tempat para pemuda
berkumpul saat malam. Hujan telah berhenti
tetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Rida
disumpal dengan celana dalamnya. Ketika
malam semakin larut baru Rida tersadar. Ia
tersentak menyadari tubuhnya masih dalam
keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya.
Ia benar-benar merasa dilecehkan karena
stockingnya masih terpasang.
Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki.
Dan mereka terkejut ketika masuk.
"Wah! Ada hadiah nih!", aroma alkohol kental
keluar dari mulut mereka.
Rida berusaha meronta ketika mereka mulai
menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tapi ia
tak berdaya. Ada 8 orang yang datang. Mereka
segera menyalakan lampu listrik yang remang-
remang. Tubuh Rida mulai dijadikan bulan-
bulanan. Rida hanya bisa menangis pasrah dan
merintih tertahan.
Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian
para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua
lubang di tubuhnya secara bergiliran dan
bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar.
Kembali Rida bermandi sperma. Mereka
menyemprotkannya di punggung, di pantat,
dada dan wajahnya. Setiap kali akan pingsan,
seseorang akan menampar wajahnya hingga ia
kembali tersadar.
"Ini kan teller di bank depan?"
Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa
Rida dengan berbagai posisi. Rida yang masih
terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah
menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna
putih dan merah kekuningan mengalir dari
lubang pantat dan vaginanya yang telah
memerah akibat dipaksa menerima begitu
banyak batang penis. Ketika seseorang sedang
sibuk menyodominya, Rida tak tahan lagi dan
akhirnya pingsan. Entah sudah berapa kali para
pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka
ke seluruh tubuh Rida sebelum akhirnya
meninggalkannya begitu saja setelah mereka
puas.


Adult | GO HOME | Exit
1/706
U-ON

inc Powered by Xtgem.com